Lompat ke konten
Beranda » Setelah Berlalunya Bulan Ramadhan

Setelah Berlalunya Bulan Ramadhan

Dengan berakhirnya bulan Ramadan, manusia
terbagi menjadi dua:

Ada yang merasa bahagia karena berpisah dengan ramadan, dia merasa bebannya selesai dari ibadah. Tidak puasa lagi, tidak shalat malam lagi, tidak tarawih lagi, dan seterusnya (bebas), maka ini kebahagiaan yang keliru.

Di sisi lain ada kebahagiaan yang sangat-sangat terpuji yakni kebahagiaan orang-orang yang beriman, kebahagiaan orang-orang yang mengenal/mengetahui hakikat dari puasa ramadhan. Setelah orang tersebut melakukan ibadah yang dia lakukan dengan semangat, dengan ikhlas sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Di hari-hari ramadhan/di malam-malamnya, dia mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian di akhir-akhir ramadhan dia merasa bahagia dengan amalan-amalan tersebut yakni mudah-mudahan Allah menerima amalan tersebut. Dia pun bahagia dengan akan datangnya Idul Fitri, dia senang dan dia tetap berdoa semoga amalan-amalan ibadahnya diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika ramadhan berlalu, apakah kita berpisah dengan amalan-amalan? Apakah seseorang tidak beribadah lagi? Jawabannya, “tidak..!!”, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

“Beribadahlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai datang kematian.” (QS. Al-Hijr[15]: 99)

Jadi Allah perintahkan untuk selalu beribadah sampai datangnya kematian. Kemudian juga Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati atau meninggal kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali Imran[3] :102)

dan Allah Subhanahu wa Ta’ala pun berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ

“Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu maka pasti kamu akan menemuinya.” (QS. Al Insyiqaq [84]: 6)

Dari ayat-ayat yang mulia ini kita mendapatkan pelajaran bahwa hendaknya kita terus beribadah. Berpisahnya kita dengan bulan ramadhan ini jangan dimaknai kita berpisah dari amal shalih.

Ketika kita sanggup shalat wajib di masjid berjamaah dengan kaum muslimin, maka di luar ramadhan setelah ramadhan kita pertahankan ini dan kita pertahankan juga shalat-shalat sunnahnya, shalat rawatibnya.

Ketika kita mampu untuk shalat tarawih kita pun pertahankan untuk shalat malamnya, walaupun misalkan sebagian kita hanya mampu mengerjakan 1 raka’at, apalagi bisa 11 raka’at.

Ketika seseorang mampu membaca Al-Qur’an, sehari bisa 1 juz atau 2 juz atau 3 juz, maka hendaknya ini dipertahankan ketika selesai dari ramadhan.

Ketika seseorang dengan semangat bisa bersedekah di bulan ramadhan, maka setelah ramadhan pun hendaknya dia bersedekah karena sedekah itu:

– Mendatangkan rahmat Allah

– Mendatangkan pahala yang besar

– Mendatangkan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala

dan sedekah tidak mengurangi harta kita, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Sedekah itu tidak mengurangi harta
seseorang.” (HR. Muslim).

Jadi dengan berlalunya ramadhan, maka jangan dimaknai amal shalih pun berhenti.

***

Penulis/Penyusun: Prita Hastari

Prita Hastari
Author: Prita Hastari

Koreksi, saran, masukkan atau apapun yang ingin disampaikan terkait penulisan artikel dapat Anda sampaikan melalui alamat email berikut ini 📧 www.catatankajian.com@gmail.com

  • Rodja TV