Baik sangka adalah harapan. Barang siapa yang harapannya memberikannya petunjuk untuk taat dan mencegahnya dari berbuat maksiat, maka inilah harapan yang benar. Sebaliknya, barangsiapa yang keberaniannya bermaksiat merupakan harapan, hingga harapannya adalah kelalaian dan keberanian bermaksiat, maka ia adalah orang yang terpedaya.
Contoh lain adalah orang yang berbaik sangka dan memiliki harapan yang kuat untuk memiliki keturunan tanpa melakukan jima’ (bersetubuh) atau untuk menjadi orang yang paling alim di zamannya tanpa menuntut ilmu dan semangat yang kuat dalam hal ini, serta dalam perkara-perkara lain yang semisalnya.
- Buku Ad-Daa' wa Ad-Dawaa' Karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullahu ta'ala hal. 93