﷽
Transkrip
ILMU ADALAH IBADAH
Silsilah Amalan Hati #1
Berikut ini transkrip dari materi kajian yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A., حفظه الله yang berasal dari Silsilah Amalan Hati bagian Ke-1 yang berjudul Ilmu adalah Ibadah.
Ada beberapa hal yang ingin disampaikan kepada ikhwan dan akhawat untuk memperhatikan bahwasanya ilmu adalah ibadah sebagaimana kalau kita baca Al-Quran, kita merasa sedang beribadah kepada Allah. Kalau kita sedang shalat, kita merasa sedang beribadah kepada Allah. Kalau kita sedang puasa, kita sedang merasa beribadah kepada Allah. Maka kalau kita menuntut ilmu hendaknya kita merasa beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena terlalu banyak dalil yang menunjukkan ilmu adalah ibadah yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, di antaranya seperti sabda Nabi ﷺ,
مَنْ يُرِدِاللّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّين
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah buat dia faqih (faham) tentang agama.”
(HR. Al Bukhari no. 2948 dan Muslim no. 1037).
Oleh karenanya kalau orang cinta dengan ilmu, tanda bahwasanya adalah Allah mencintainya, Allah menghendaki kebaikan baginya. Maka Allah membuat dia cinta kepada ilmu, Allah membuat dia sabar dalam menuntut ilmu, Allah membuat dia betah dalam majelis ilmu dan ini tanda bahwasannya Allah menghendaki kebaikan baginya. Di antaranya Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ سَلَك طَرِ يقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللّٰهُ لَهُ بِهِ طَرِ يقًا إِلَی الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju Surga.”
(HR. Muslim no.2699)
Ini dalil bahwasanya ilmu adalah jalan termudah untuk meraih Surga.
Banyak jalan menuju Surga, tetapi jalan yang tercepat kata sebagian ulama untuk meraih Surga adalah menuntut ilmu, kenapa bisa demikian? Karena dengan ilmu akan terbuka wacana-wacana tentang amal shalih, tentang hal-hal yang diharamkan untuk dijauhi dan ilmu sendiri itu adalah merupakan ibadah yang mengantarkan kepada Surga, bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala menganggap ilmu adalah jihad. Dalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَلَا تُطِعِ الْكٰفِرِيْنَ وَ جَاهِدْهُمْ بِهٖ جِهَا دًا كَبِيْرًا
“Janganlah engkau taat kepada orang-orang kafir (wahai Muhammad), dan berjihadlah melawan mereka dengan jihad yang besar.”
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 52)
Ayat ini turun ketika masih di fase Makkah, di mana Nabi ﷺ belum diwajibkan untuk berjihad dengan pedang, tapi Allah menyuruh Nabi berjihad dengan Al-Qur’an yaitu dengan ilmu. Sama ketika Allah menyuruh berjihad dengan orang munafik, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ جَٰهِدِ ٱلْكُفَّارَ وَٱلْمُنَٰفِقِينَ
“Wahai Nabi berjihadlah melawan orang-orang kafir dan melawan orang-orang munafik.”
(QS. At-Taubah 9: Ayat 73).
Kita tahu namanya orang-orang munafik tidak boleh dibunuh karena KTP-nya Islam. Lalu bagaimana berjihad dengan orang munafik? Yaitu dengan ilmu yaitu dengan membantah syubhat-syubhat (kerancuan pemikiran) mereka. Jadi Allah menyatakan bahwasanya ilmu adalah salah satu bentuk jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan kita lihat di zaman sekarang bagaimana Islam tersebar bukan dengan pedang, tetapi Islam tersebar dengan ilmu. Banyak da’i, banyak kaum muslimin, di negara-negara kafir sana yang terus menyampaikan Islam dengan ilmu, membantah syubhat-syubhat sehingga penyebaran Islam tidak bisa dibendung dan semakin tersebar di mana-mana. Negara non-muslim setiap hari orang masuk islam ini adalah salah satu bukti bahwasanya ilmu adalah jihad. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menggandengkan jihad dengan ilmu dalam firman-Nya,
وَمَا كَا نَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَآ فَّةً ۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَـتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَ لِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْۤا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ
“Tidak Pantas bagi orang-orang beriman untuk seluruhnya pergi berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Harus ada dari setiap kelompok-kelompok orang yang menuntut ilmu. Tujuannya apa? Agar memberi peringatan kepada kaumnya jika kembali kepada mereka agar mereka waspada.
(QS. At-Taubah 9: Ayat 122)
Di sini Allah menyatakan tidak pantas semua orang-orang beriman pergi berjihad, harus ada sebagian menuntut ilmu. Maka perlu jihad dengan pedang dan perlu jihad dengan lisan. Allah menggandengkan jihad dengan pedang, dengan menuntut ilmu, ini menunjukkan agungnya menuntut ilmu.
Di antara dalil bahwasanya ilmu adalah ibadah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menamakan ilmu dengan dzikir, di antaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Bertanyalah kepada ahlu dzikir yaitu orang-orang yang suka berdzikir.”
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 7).
Maksudnya di sini bukan orang tukang berdzikir, akan tetapi yang dimaksud adalah orang berilmu. Allah menamakan ilmu dengan dzikir, karena tempat bertanya kita kepada para ulama. Allah menamakan para ulama dengan ahlu dzikir, kenapa? Karena menuntut ilmu itu sendiri adalah diri kita sedang mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Apapun yang kita pelajari, belajar Tauhid kita sedang mengingat Allah, belajar ilmu fikih kita sedang mengingat Allah, belajar tentang adab kita sedang mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apapun yang kita pelajari dari agama Allah maka kita sedang mengingat Allah, maka menuntut ilmu adalah dzikir (dzikrullah).
Di antaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang shalat Jum’at. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala,
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَا سْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika telah dikumandangkan adzan Jumat maka bersegeralah kalian menuju dzikrullah.”
(QS. Al-Jumu’ah 62: Ayat 9)
Apa yang dimaksud ‘dzkirullah‘?
Para Ulama mengatakan maksudnya adalah khutbah jumat. Khutbah jumat dikatakan oleh Allah dzikrullah bukan sholatnya dalam ayat ini, tapi Allah sedang berbicara tentang khutbah jumat. Kenapa khutbah jumat? Karena khutbah jumat isinya ilmu dan mendengarkan ilmu berarti sedang dzikrullah. Ini menujukkan bahwasannya ilmu adalah ibadah. Kemudian Allah subhanahu wa Ta’ala mengangkat orang yang berilmu tinggi derajatnya, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala,
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ
“Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11)
Jadi orang yang beriman diangkat derajatnya, orang berilmu diangkat beberapa derajat di atas orang yang beriman dan tidak mungkin seorang diangkat derajatnya kecuali dia beribadah kepada Allah Subahanhu wa Ta’ala dan terlalu banyak dalil yang menunjukkan bahwasanya ilmu itu agung. Makanya Nabi ﷺ tidak pernah disuruh oleh Allah untuk minta tambahan kecuali tambahan ilmu. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَقُل رَّبِّ زِدْنِی عِلْمًا
“Katakanlah wahai Muhammad: ‘Ya Rabb-Ku tambahkanlah ilmu kepadaku’.”
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 114)
Jadi ikhwan dan akhawat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengokohkan hati kita untuk terus menuntut ilmu, karena ini kita sedang beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ibadah yang agung, ibadah yang memudahkan kita untuk meraih Surga.
Jadi ketika kita menuntut ilmu maka kita hadirkan dalam diri kita, “Saya sedang beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Semoga yang sedikit ini bermanfaat, wallahu a’lam bish-shawab.
Penyusun: Prita Hastari
Surel: silsilahamalanhati@gmail.com
Artikel: catatankajian.com
silsilahamalanhati.wordpress.com
- Kajian Silsilah Amalan Hati